Jumat, 19 April 2013

MORFOLOGI TOKEK (Gekko gecko)




Tokek (Gecko gecko) merupakan sejenis reptil yang biasa hidup di pepohonan atau di bebatuan. Reptil ini memiliki sebutan berbeda di berbagai daerah, seperti tokek (Sunda), teko atau tekek (Jawa), dan tokkek (Sulawesi). Sementara orang Inggris sering menyebutnya gecko atau tucktoo.
Secara morfologi, tokek memiliki warna kulit yang beragam, dari abu kebiruan hingga kecoklatan, yang dihiasi dengan bintik-bintik berwarna merah hingga jingga. Bahkan, ada juga yang berwarna putih susu atau kuning polos (albino), hitam polos, dan belang hitam putih.
Jika disentuh, sisi punggungnya terasa kasar. Bagian punggung tersebut diselimuti oleh bintil-bintil berukuran besar. Sementara itu, sisi bawah tubuh berwarna abu-abu biru kekuningan atau keputihan. Bentuk pangkal ekor tokek cenderung membulat, dengan enam baris bintil di atasnya yang terlihat belang. Kulit bertindak sebagai lapisan pelindung yang mencegah tokek dari dehidrasi. Pembentukan skala bervariasi dari spesies ke spesies, dalam beberapa hal itu memungkinkan tokek berubah warna untuk beradaptasi ke lingkungan.
 Tokek juga memiliki bantalan pengisap atau scansor di jari-jari kakinya. Scansor tersebut membuat tokek mampu berjalan di dinding dan permukaan licin sekalipun dengan tetap menempel dipermukaannya.
Kebanyakan tokek memiliki telinga eksternal terlihat sepertil ubang atau membuka, terkadang sudah tertutup oleh sebuah genderang (gendang telinga). Tokek  dapat berkedip dan menutup mata mereka. Tokek memiliki mata besar untuk membantu penglihatan pada malam hari mereka, dan bunglon yang memiliki mata bergerak secara independen.
Ekor juga digunakan berbeda tergantung pada spesiesnya, dapat digunakan untuk berkelahi, tamak, menyeimbangkan dan penyimpanan lemak untuk beberapa nama. Ekor dapat diandalkan sebagai sarana untuk mempertahankan diri dari pemangsa, ini adalah alasan bagus mengapa anda tidak boleh menangkap kadal dengan memegang ekornya.
 

2 komentar: