Jumat, 19 April 2013

KLASIFIKASI TOKEK (Gekko gecko)




KLASIFIKASI ILMIAH
Kerajaan  :    Animalia
Filum       :    Chordata
Kelas        :    Reptilia
Ordo        :    Squamata
Up ordo   :    Sauria
Famili       :    Gekkonidae
Genus      :    Gekko
Spesies     :    Gekko gecko
(Linnaeus, 1758)

Thermoregulasi




Tokek benar-benar bergantung pada kondisi kehidupan eksternal. Tidak seperti mamalia, mereka tidak memiliki peralatan untuk internal menghasilkan panas, karena itu mereka berdarah dingin, juga dikenal sebagai ectothermic.
Tokek termo mengatur (pemanasan dan pendinginan) dengan bergerak di sekitar habitat mereka. Jika sudah dingin di pagi hari, mereka akan mencari sinar matahari atau bantalan panas atau sorotan di vivarium Anda sehingga mereka dapat berjemur di panas dan mengisi ulang baterai mereka. Setelah mereka mencapai temperatur optimal maka mereka akan berpindah untuk berburu makanan dan patroli wilayah mereka. Pada hari-hari panas mereka akan menghindari overheating dengan istirahat di tempat teduh, cooling off dalam air atau mencari kesejukan mereka mundur atau liang.

Sistem reproduksi




Fertilisasi internal, organ kopulasi pimitif,berupa penis beralur yang terbentuk dari dinding kloaka. Telur dengan dinding seperti kulit. Embrio terbungkus dalam membrandisebut amnion

Sistem respirasi




Dari faring, melalui celah suara terus menuju trakea (bercincin kartilago), dilanjutkan ke bronki yang kemudian bercabang-cabang dalam paru-paru. Paru-paru itu terbagi dalam lobu-lobus. Laring dari kartilago terdapat di ujung anterior trakea.

Sistem sirkulasi




Secara fundamental, sistem peredaran darah kura-kura tidak banyak berbeda dengan system peredaran darah katak, kecuali arteri polmunar dan pokok aorta terpisah sejak keluar dari ventrikel (bilik). Saluran pencernaan mendapat darah dari aorta dorsal. System peredaran darah renal sangat tereduksi. Portal aorta renal dihubungakan dengan system portal hepatic oleh sepasang vena abdominal ventral.

MORFOLOGI TOKEK (Gekko gecko)




Tokek (Gecko gecko) merupakan sejenis reptil yang biasa hidup di pepohonan atau di bebatuan. Reptil ini memiliki sebutan berbeda di berbagai daerah, seperti tokek (Sunda), teko atau tekek (Jawa), dan tokkek (Sulawesi). Sementara orang Inggris sering menyebutnya gecko atau tucktoo.
Secara morfologi, tokek memiliki warna kulit yang beragam, dari abu kebiruan hingga kecoklatan, yang dihiasi dengan bintik-bintik berwarna merah hingga jingga. Bahkan, ada juga yang berwarna putih susu atau kuning polos (albino), hitam polos, dan belang hitam putih.
Jika disentuh, sisi punggungnya terasa kasar. Bagian punggung tersebut diselimuti oleh bintil-bintil berukuran besar. Sementara itu, sisi bawah tubuh berwarna abu-abu biru kekuningan atau keputihan. Bentuk pangkal ekor tokek cenderung membulat, dengan enam baris bintil di atasnya yang terlihat belang. Kulit bertindak sebagai lapisan pelindung yang mencegah tokek dari dehidrasi. Pembentukan skala bervariasi dari spesies ke spesies, dalam beberapa hal itu memungkinkan tokek berubah warna untuk beradaptasi ke lingkungan.
 Tokek juga memiliki bantalan pengisap atau scansor di jari-jari kakinya. Scansor tersebut membuat tokek mampu berjalan di dinding dan permukaan licin sekalipun dengan tetap menempel dipermukaannya.
Kebanyakan tokek memiliki telinga eksternal terlihat sepertil ubang atau membuka, terkadang sudah tertutup oleh sebuah genderang (gendang telinga). Tokek  dapat berkedip dan menutup mata mereka. Tokek memiliki mata besar untuk membantu penglihatan pada malam hari mereka, dan bunglon yang memiliki mata bergerak secara independen.
Ekor juga digunakan berbeda tergantung pada spesiesnya, dapat digunakan untuk berkelahi, tamak, menyeimbangkan dan penyimpanan lemak untuk beberapa nama. Ekor dapat diandalkan sebagai sarana untuk mempertahankan diri dari pemangsa, ini adalah alasan bagus mengapa anda tidak boleh menangkap kadal dengan memegang ekornya.